BUDAYA SETEMPAT
Mengenal Tradisi dan Kebiasaan Orang Betawi yang Unik
Apa
saja kebiasaan orang Betawi dalam kehidupan sehari-hari? Betawi merupakan suku
yang paling banyak menghuni Kota Jakarta. Betawi juga termasuk suku tertua di
Indonesia yang memiliki hubungan persaudaraan sangat erat.
Meski
terbilang tua, sebenarnya Suku Betawi merupakan perpaduan dari berbagai
kelompok etnis yang sudah lebih dulu tinggal di Jakarta. Sebut saja orang
Sunda, Arab, Jawa, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Karena
perpaduan tersebut, warga Betawi memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda
dari suku lain. Dikutip dari jurnal Kebertahanan Identitas Etnis Betawi Condet
di Tengah Perubahan karya Fitri Rizkiyah, orang Betawi juga memiliki kebiasaan
unik.
Misalnya
cara bicaranya yang blak-blakan. Tapi, masih banyak keunikan lain dari masyarakat
Betawi yang mungkin tidak banyak orang tahu. Apa saja?
Kebiasaan Orang Betawi
1. Terbiasa Ceplas Ceplos
dan Nyablak
Nyablak
menjadi kata pertama yang muncul ketika membicarakan orang Betawi. Gaya bicara
ini sudah menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun menurun oleh para
pendahulu.
Orang
Betawi cenderung tidak menyukai basa-basi. Ketika membicarakan sesuatu, mereka
akan berbicara dengan apa adanya dan terkesan ceplas-ceplos atau berterus
terang.
2.
Terbiasa Nyorog ketika Bulan Ramadhan
Tradisi
Nyorog biasa dilakukan orang Betawi ketika hendak memasuki bulan Ramadhan.
Mengutip buku Indonesia Punya Cerita oleh Yusuf dan Toet, tradisi ini bertujuan
untuk menjaga ikatan tali silaturahmi antarsaudara.
Dalam
tradisi Nyorog, masyarakat Betawi membagikan bingkisan makanan kepada
bapak/ibu, mertua, paman/bibi, kakek/nenek, kakak/adik, dan lain-lain. Ini
menjadi kebiasaan yang sudah diwariskan secara turun menurun.
Walaupun
tradisi Nyorog mulai pudar, kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih
sering dilakukan. Bingkisan yang diberikan biasanya berupa bahan makanan
seperti daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sinup, dan lain-lain.
3.
Tradisi Nyambat
Tradisi
Nyambat dilakukan untuk mengajak orang lain bergotong-royong melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya, ketika ingin membangun rumah, memperbaiki jalan, dan
lain-lain. Tradisi ini diketahui masih eksis hingga saat ini.
4.
Tidak Suka Merantau
Jika
orang Minang dan Jawa terkenal dengan kebiasaan merantau, tidak dengan
masyarakat Betawi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti kemapanan
ekonomi dan rasa kekeluargaan yang erat.
Orang
Betawi lebih suka bekerja dan menjalankan aktivitas di wilayah sendiri. Ini
didukung dengan status Jakarta yang menjadi pusat perekonomian dan industri
Indonesia.
5.
Menyukai Pantun dan Pencak Silat
Salah
satu kebiasaan yang sering kita lihat ada pada orang Betawi adalah suka
berpantun dan pandai pencak silat. Seni bela diri ini menjadi sebuah kebiasaan
masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini.
6.
Memiliki Toleransi yang Tinggi
Masyarakat
Betawi memiliki rasa atau sikap toleransi yang tinggi terhadap saudara-saudara
sebangsa dan setanah air. Mereka dapat bekerja sama dan hidup bertetangga
dengan baik.
Selain
itu, arus urbanisasi ke Jakarta dan hadirnya unsur-unsur kemajemukan masyarakat
dan budaya di tengah kehidupan orang Betawi ditanggapi dengan sikap toleransi
dan empati yang tinggi.
7.
Pandai Mengaji
Kehidupan
masyarakat Betawi banyak dipengaruhi nilai dan ajaran agama Islam. Dikutip dari
Topeng Betawi oleh Proyek Sasana Budaya (1979: 9), anak-anak Suku Betawi
biasanya diusahakan untuk tamat dan pandai mengaji Alquran sejak kecil.
8.
Suka Memakai Pakaian Tradisional
Ciri
khas lainnya dari masyarakat Betawi adalah penampilan mereka yang senang
memakai pakaian tradisional. Tidak hanya mengenakan pakaian khas ketika ada
acara adat tertentu, orang Betawi juga biasa mengenakan pakaian tradisional
untuk aktivitas sehari-hari.
9.
Ngored
Ngored
adalah kegiatan membersihkan dan menyiangi rumput atau tanaman pengganggu
dengan menggunakan alat berbentuk cangkul kecil yang disebut kored. Ngored
menjadi tradisi yang biasa dilakukan oleh sebagian besar keluarga Betawi.
Komentar
Posting Komentar